Sejakpertama bertemu, Hang Ah sudah berkelahi dengan si pangeran playboy. Baginya Lee Jae Ha adalah laki-laki yang tidak menghormati dan mempermalukan dia, laki-laki yang bahkan menodongkan pistol ke mukanya. Seorang pria yang diam-diam menyusup ke dalam hatinya (huhuhuhu) seorang pria yang mulai mempermainkan hatinya.
– sinopsis kdrama lengkap. Details Synopsis Cast Production Credits Ada banyak blog yang membuat sinopsis drama ini, tapi aku paling suka sinopsisnya dramatized, detil… banget! Jadi link-link sebelumnya banyak yang aku ganti ke dramatized. OK just enjoy and…. HAPPY READING….. Episode 1 Part 1 Episode 1 Part 2 Episode 2 Part 1 Episode 2 Part 2 Episode 3 Episode 4 Part 1 Episode 4 Part 2 Episode 5 Episode 6 Episode 7 Episode 8 Episode 9 Episode 10 Episode 11 Episode 12 Part 1 Episode 12 Part 2 Episode 13 Part 1 Episode 13 Part 2 Episode 14 Episode 15 Episode 16 Episode 17 Episode 18 Episode 19 Part 1 Episode 19 Part 2 Episode 20 Credit to pelangi drama, my-allaboutdrama, bengawanseoul, dramatized Details Title 더킹 투하츠 / The King 2 Hearts Previously known as 킹 King / 더킹 The King / 킹 투허츠 King 2 Hearts Genre Romance Episodes 20 Broadcast network MBC Broadcast period 2012-Mar-21 to 2012-May-24 Air time Wednesday & Thursday 2155 Original Soundtrack The King 2 Hearts OST Synopsis Filmseri televisi The King adalah drama komedi hitam Black Comedy tentang dua negara Korea yang berseteru dan secara fiktif dikisahkan pada masa sekarang ini masih memiliki raja-raja yang berkuasa. Lee Seung Gi berperan sebagai Lee Jae Ha, adik raja di Korea Selatan. Ia adalah seorang playboy yang tidak tertarik politik sama sekali. Meski begitu ia punya IQ yang tinggi dan berjiwa patriotik. Dalam suatu latihan bersama dengan Korea Utara, ia bertemu dengan seorang perwira cantik, Kim Hang Ah, yang sangat jagoan namun juga berjiwa romantis. Mereka tentu saja tidak cocok dan selalu bertengkar setiap kali bertemu, tapi mereka juga tak bisa menghindar dari tugas negara dan terpaksa bekerja sama. Lama kelamaan benih cinta mulai tumbuh juga di antara mereka. Tapi sang Pangeran kemudian menyadari bahwa seorang kakaknya meninggal karena dibumuh oleh pihak Korea Utara, dan ia diminta kelompok yang berpengaruh untuk membalaskan dendam keluarga. Masalahnya, Jae Ha telah terlanjur mencintai Hang Ah. Cast Lee Seung Ki as Lee Jae Ha Ha Ji Won as Kim Hang Ah Jo Jung Suk 조정석 as Eun Shi Kyung Yoon Je Moon as Kim Bong Goo Lee Yoon Ji as Lee Jae Shin Extended Cast Lee Sung Min as Lee Jae Kang Park Gun Tae as young Jae Kang Yoon Yeo Jung as Bang Yang Sun Lee Soon Jae as Eun Kyu Tae Jung Man Shik 정만식 as Ri Kang Suk Kwon Hyun Sang 권현상 as Yeom Dong Ha Choi Kwon as Kwon Young Bae Production Credits Director Lee Jae Kyu Screenwriter Hong Jin Ah, Hong Ja Ram Ada banyak blog yang membuat sinopsis drama ini, tapi aku paling suka sinopsisnya dramatized, detil… banget! Jadi link-link sebelumnya banyak yang aku ganti ke dramatized. OK just enjoy and…. HAPPY READING….. Episode 1 Part 1 Episode 1 Part 2 Episode 2 Part 1 Episode 2 Part 2 Episode 3 Episode 4 Part 1 Episode 4 Part 2 Episode 5 Episode 6 Episode 7 Episode 8 Episode 9 Episode 10 Episode 11 Episode 12 Part 1 Episode 12 Part 2 Episode 13 Part 1 Episode 13 Part 2 Episode 14 Episode 15 Episode 16 Episode 17 Episode 18 Episode 19 Part 1 Episode 19 Part 2 Episode 20 Credit to pelangi drama, my-allaboutdrama, bengawanseoul, dramatized comments
Hang-ah meronta-ronta dan berteriak pada ayahnya kalau ia dan Jae-ha tak terpisahkan. “Cukup!” bentak ayah Hang-ah. Hang-ah terkejut, ayahnya tak pernah bersuara keras seperti ini padanya. ”Kalau begitu apa kau kau akan baik-baik saja jika kau tidak bisa melihat Ayah lagi? Orang-orang yang terpisah saat perang Utara dan Selatan baru bisa bertemu kembali setelah 35 tahun. Lalu kapan kita akan bertemu kembali? Aku…jantung Ayah…Walau telah berlalu puluhan tahun, jantung ini akan tetap menantimu. Tapi….tulang-tulang dalam tubuh Ayah…sudah tua. Jika kita berpisah seperti ini, kau hanya akan bisa melihat ayah di pemakaman.” Ayah Hang-ah memalingkan wajahnya karena tak bisa menahan tangisnya. Hang-ah sedih melihat ayahnya. Ayah Hang-ah berkata jika Hang-ah ingin tetap tinggal maka Hang-ah boleh tinggal. Hang-ah menunduk. Jae-ha menemui Perdana Menteri dan bertanya siapa yang telah menaikkan status perang hingga tingkat 3. Perdana Menteri dengan takut-takut berkata ia telah bernegosiasi dengan pemerintah Amerika dan itu adalah hasil keputusan Presiden Amerika Serikat. Jae-ha sangat marah. Kekuasaan militer seharusnya berada di tangannya, beraninya Amerika memutuskan sendiri. Ia kesal Perdana Menteri mengikuti keinginan Amerika tanpa berbicara dengannya terlebih dahulu. Ayah Hang-ah menanti keputusan Hang-ah. Belum sempat Hang-ah menjawab, ponselnya berbunyi. Jae-ha. Ayah Hang-ah melarang Hang-ah menerima telepon dari Jae-ha. Ia berkata Selatan telah mengkhianati Utara dengan mengumumkan status perang. Hang-ah terkejut, hal itu pasti terjadi karena mereka sedang di luar negeri. Ayah Hang-ah berkata bagaimanapun juga Jae-ha orang Selatan duh ayah Hang-ah lupa ya kalau Jae-ha sampai bersedia berlutut dan memohon agar Hang-ah selamat. “Yang Mulia tidak sama dengan mereka,” kata Hang-ah tegas. Ia pergi menjauh dari ayahnya untuk mengangkat telepon. Jae-ha yang sejak tadi frustrasi karena teleponnya tidak diangkat, lega mendengar suara Hang-ah. Jae-ha bertanya Hang-ah ada di mana. Hang-ah tidak menjawab, ia balik bertanya apakah Jae-ha sudah memikirkan jalan keluarnya. Jae-ha berkata para menteri sedang membicarakannya. Ia bertanya apakah Hang-ah ditarik kembali ke Utara untuk urusan militer menjadi tentara…artinya berperang melawan Selatan. “Bukan,” jawab Hang-ah. Jae-ha nampak lega. Hang-ah berkata ada kesalahpahaman yang mendalam dari orang Utara terhadap Selatan. Ia bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki situasi. Tapi Jae-ha tidak tahu, ia harus mengetahui niat Amerika di balik semua ini. “Tapi Utara telah memutus semua jalur komunikasi,” kata Jae-ha. Hang-ah menoleh pada ayahnya dan bertanya apakah jalur komunikasi darurat juga diputus. Ayah Hang-ah berkata partai yang telah memutuskan demikian. Hang-ah terkejut, itu artinya ia tak bisa lagi menghubungi Selatan alias Jae-ha. Ayah Hang-ah berkata perang akan dimulai, untuk apa menelepon. “Apakah jalurnya tidak bisa diperbaiki?” tanya Hang-ah, mulai putus asa. “Sudah Ayah bilang perang akan dimulai!” Hang-ah menahan tangisnya. Ia berbicara kembali dengan Jae-ha di telepon. Jae-ha menyuruh Hang-ah kembali, ia akan mengirim orang untuk menjemput Hang-ah. “Aku….aku…akan kembali ke Utara,” kata Hang-ah. Ayahnya dan Jae-ha terkejut. Hang-ah berkata hubungan Utara-Selatan telah terputus. Tidak ada lagi komunikasi, yang tersisa hanya perang. “Kami tak pernah memutus kontak, pihakmu yang memutusnya.” “Itulah sebabnya, aku akan kembali dan memulihkan jalur komunikasi. Aku akan kembali dan memberitahu partai apa yang sebenarnya Yang Mulia pikirkan untuk menghentikan perang. Aku akan melakukan yang terbaik untuk meyakinkan Utara.” “Tapi kita tidak akan bisa saling menghubungi,” protes Jae-ha. Perubahan bisa terjadi hanya dalam hitungan detik. Perang bisa terjadi kapan saja. “Bukankah hati kita bersama?” ujar Hang-ah. “Apakah karena situasi berubah maka hatimu akan ikut berubah?” Jae-ha bertanya apakah itu sebabnya Hang-ah ingin kembali. Masalahnya bukan hanya perang, mereka berdua juga bisa terbunuh sewaktu-waktu dan tak akan bertemu kembali. “Aku berharap dapat selalu melihat Ayah, dan aku berharap aku juga dapat selalu melihat Yang Mulia. Itulah sebabnya aku kembali. Agar aku bisa bertemu kembali dengan Yang Mulia.” “Hang-ah…” Keduanya berlinang air mata. “Yang Mulia pasti akan menghentikan perang ini, bukan? Aku juga akan melakukan hal yang sama. Jika kau ingat kita memiliki keinginan yang sama, kita pasti akan bertemu kembali. Aku mencintaimu.” Hang-ah menutup teleponnya tanpa mendengar balasan Jae-ha. Ia menangis karena harus berpisah dengan Jae-ha, tapi dengan segera ia menghapus air matanya dan berjalan melewati ayahnya memasuki perbatasan Utara. Ada misi yang harus ia jalankan. Demikian juga dengan Jae-ha. Walau perpisahannya dengan Hang-ah terasa menyakitkan tapi ia harus berbuat sesuatu untuk menjalankan bagiannya. Direktur Militer AS menelepon Bong-gu. Ia mengatakan Presiden AS telah menyetujui serangan ke Korut. Serangan itu akan dilaksanakan pada tgl 24 Mei. Bong-gu tertawa senang dan memuji Direktur itu. Sekretaris Eun melaporkan pada Jae-ha kalau pihak Amerika semakin sering mengadakan perundingan akhir-akhir ini. Jae-ha mengerti, ia meminta Sekretaris Eun terus mencari indormasi. Tiba-tiba teleponnya berbunyi. “Ya?” jawab Jae-ha. “Apa kau telah melihatnya?” tanya Bong-gu. “Siapa ini?” “Walau telah beberapa waktu lamanya kita tidak berbicara, seharusnya kau tidak melupakan suaraku,” ujar Bong-gu. “Aku mengirimmu email, bukalah. Jika kau tidak membukanya, kau akan menyesal. Itu mungkin informasi yang saat ini sangat kauinginkan. Jae-ha membuka emailnya dan membaca email kiriman Bong-gu. Ternyata Bong-gu mengirim salinan dokumen resmi rencana serangan Amerika ke Korut yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Mei jam Sebenarnya ini merupakan informasi rahasia karena Amerika akan melakukan serangan mendadak. Tapi Bong-gu memberitahu Jae-ha informasi ini untuk memberitahukan kekuasaannya. Untuk memberitahu bahwa ini hukuman Jae-ha karena telah menghubungi ICC. “Aku sudah merencanakan semuanya. Bukankah sudah kukatakan saat di tebing. Republik Korea atau dirimu? Bukankah aku sudah menyuruhmu memutuskan? Pada akhirnya kau memilih dirimu sendiri. Sebagai seorang Raja, demi nyawamu sendiri, kau membiarkan negaramu berperang? Jika ada orang yang mati karena perang ini, maka itu adalah kesalahanmu,” kata Bong-gu dengan nada menyalahkan. “Kau membunuh mereka semuanya.” “Bukan,” jawab Jae-ha tenang, “Kau yang membunuh mereka. Jangan mencoba menggunakan nada sombongmu itu untuk membuatku menyalahkan diriku sendiri. Aku hanya menggunakan cara yang benar melalui hukum, untuk menghukummu atas segala kejahatanmu.” “Jadi menurutmu aku akan dihukum?” tanya Bong-gu geli. “Kau akan dihukum.” Bong-gu tertawa. Ia mengingatkan sebentar lagi akan terjadi perang dan Jae-ha akan segera habis. Sedangkan ia akan dibebaskan. “Tidak. Aku akan menghentikan perang ini. Dan kau akan diadili.” Bong-gu kesal sekali. Ia berkata Jae-ha hanya boneka pajangan yang tak berkuasa dan tak ada artinya, lalu ia menutup teleponnya. Jae-ha meminta Sekretaris Eun memeriksa keaslian dokumen tersebut. Sekretaris Eun telah memeriksanya dan dokumen itu asli. Sekretaris Eun juga melaporkan kalau Amerika menginginkan status perang dinaikkan ke tingkat 2. Sebelumnya mereka menaikkan ke status 3 tanpa persetujuan Jae-ha. Kali ini mereka ingin Jae-ha menyetujui kenaikan status perang tersebut. Jae-ha tahu ini hanyalah formalitas. Walau ia menentang, pemerintah dan Amerika tetap akan menaikkan status perang. Sekretaris Eun membenarkan. Jae-ha bertanya apakah Utara akan menyerang Selatan jika Amerika menyerang Utara. Sekretaris Eun membenarkan, Utara tidak bisa membalas serangan langsung ke Amerika jadi mereka akan membalas ke sekutu Amerika terdekat, yaitu Korea Selatan. Ia menasihati bahwa sebagai keluarga kerajaan, Jae-ha harus mengutamakan keselamatan rakyat. Sekretaris Eun bertanya apa yang akan Jae-ha lakukan. Jae-ha merenung sejenak dan mneyetujui perkataan Sekretaris Eun. Tanggal 1 Mei, status perang dinaikkan ke tingkat 2. Artinya seluruh tentara siap siaga menanti perintah dan dipersenjatai lengkap. Setiap saat mereka harus siap menembak jika sewaktu-waktu perang meletus. Komunikasi antara Utara-Selatan masih terputus total. Sekretaris Eun berjanji akan terus mencoba menghubungi pihak Utara. Jae-ha bertanya apakah Hang-ah tahu mengenai tanggal serangan Amerika ke Utara. Sekretaris Eun berkata sepertinya Hang-ah tidak tahu tanggal pastinya. Sementara itu Hang-ah diterima dengan ramah oleh Komandan Tinggi Utara. Ia memuji Hang-ah atas rasa cintanya pada tanah air. Hang-ah tak menanggapi. “Apakah kau pernah pernah mendengar Menteri Pertahanan Selatan mengatakan sesuatu? Khususnya mengenai ruang penyimpanan bom di mana keluarga kerajaan akan mengungsi jika terjadi perang,” tanya Komandan Tinggi. “Apa kau sedang memancingku untuk mengatakan rahasia pertahanan mereka?” tanya Hang-ah tak suka. “Bukankah ini perang?” “Sebenarnya Selatan sangat besar hati. Walau kita yang memutus komunikasi, bukankah mereka terus aktif menghubungi kita? Kita juga seharusnya berkomunikasi dengan mereka dan mengadakan perundingan.” Komandan Tinggi bertanya mengapa ia harus mendengarkan nasihat Hang-ah. Hang-ah berkata perang ini terjadi karena kesalahpahaman dari kedua belah pihak. Selatan tidak bermaksud berperang dengan Utara. “Apa kau tahu apa yang dilakukan Lee Jae-ha begitu ia kembali? Ia mengumumkan peningkatan status perang ke tingkat 2. Apakah itu artinya ia ingin berperang?” “Bukankah kita yang pertama kali mengumumkan perang?” Hang-ah meninggikan suaranya. “Sebagai seorang Raja ia hanya mengambil langkah waspada.” “Komrad Kim Hang-ah!!” Komandan Tinggi berseru kesal. Ia menyindir rupanya Hang-ah tetap saja seorang wanita. Sekalinya jatuh cinta tidak bisa membedakan mana yang benar atau salah. “Jika aku seperti itu apakah aku akan kembali ke Utara?” tanya Hang-ah. “Aku memiliki kesempatan untuk tinggal bersama kekasihku di Selatan. Tapi aku membuang semua itu dan datang ke sini!” Komandan Tinggi mengusir Hang-ah. Ia tidak mau lagi berbicara dengan perwira yang membela Selatan. Hang-ah berkata ia hanya ingin menghindari perang. Ia sekali lagi meminta agar Komandan Tinggi membuka jalur komunikasi. Tapi Komandan Tinggi berkata hal itu sudah terlambat. Peluncur rudal telah disiapkan. Hang-ah terkejut. Ia bertanya apakah Utara akan memulai serangan. Komandan Tinggi balik bertanya apakah mereka harus menunggu diserang terlebih dahulu. Jae-ha menonton berita. Korut memberitakan akan menyerang Seoul dengan rudal. Mereka menyebut Jae-ha sebagai pengkhianat dan kroco Amerika. Di hari Amerika menyerang Pyeongyang, mereka juga akan menyerang Seoul dan menghabisi semuanya. Sekretaris Eun masuk dan menanyakan apakah Jae-ha sudah siap dengan pidatonya. Saat ini rakyat benar-benar ketakutan mendengar Korut akan menyerang mereka. Ia meminta Jae-ha bersikap tegas untuk menenangkan rakyat. Jae-ha mengangguk. Setelah Sekretaris Eun pergi, Jae-ha mulai mengetik pidatonya. “Aku dengan tegas meminta Amerika menjelaskan alasan untuk menyerang Korea Utara. Korea Utara juga harus menyingkirkan sikap militan mereka pada Korea Selatan dan secepatnya memulihkan jalur komunikasi. Jika Korea Utara bersikeras menyerang Seoul , kami Republik Korea akan melakukan segalanya…” Jae-ha terdiam. Ia teringat saat-saat ia bersama Hang-ah. Saat pelatihan WOC,hingga Hang-ah menjadi tunangannya, Hang-ah selalu berada di sisinya untuk mendukungnya. “….untuk membalas Korea Utara dengan menyakitkan.” Hang-ah berbicara dengan ayahnya. Ia berkata sebenarnya ia tidak ingin berdebat dengan Komandan Tinggi tapi ia khawatir posisi ayahnya akan terpengaruh karena dirinya. Ayah Hang-ah hanya diam. Hang-ah mengungkapkan kekesalannya karena partai tidak mau berperundingan dengan Selatan. “Hari Minggu nanti kau tidak ada acara kan?” tanya ayah Hang-ah, “Bagaimana dengan berlibur bersama Ayah ke luar negeri?” Ia mengeluarkan dua lembar tiket pesawat tujuan Jerman. Ayah Hang-ah berkata dengan demikian ia bisa tetap tinggal bersama Hang-ah dan Jae-ha bisa sering-sering mengunjungi Hang-ah. “Ayah, apa Ayah berpikir untuk mengasingkan diri?” tanya Hang-ah tak percaya. Ayah Hang-ah berpendapat perang ini tidak terhindarkan lagi. Hang-ah bertunangan dengan orang Selatan, ia juga dianggap berpihak pada Selatan. Hidup mereka berdua akan melayang. Hang-ah bertanya apakah partai Utara sudah pasti akan menyerang. Ayah Hang-ah berkata negara mereka hanya membela diri, Amerikalah yang…. “Aku tanya apakah partai sudah pasti akan menyerang?” “Tentu saja! Apa kau tahu apa yang Lee Jae-ha katakan tadi pagi? Ia bilang Utara akan mendapat balasan yang menyakitkan. Dia jelas-jelas tahu kau ada di Utara, bagaimana ia bisa mengatakan hal seperti itu? Bukankah artinya ia bisa membunuhmu? Ketika aku mendengarnya aku hampir gila,” kata ayah Hang-ah kesal. Jika Hang-ah tidak mau ke Jerman, ia mengusulkan mereka pergi ke tempat di mana Jae-ha tak bisa menemukan mereka. Hang-ah berkata Jae-ha mengumumkan itu hanya di depan umum karena ia seorang Raja. Tapi ayah Hang-ah berkata justru karena ucapan itu diucapkan di depan umum maka partai menganggapnya serius. “Ketika aku mendengarnya, aku juga ingin memulai serangan seperti partai,” ujar ayah Hang-ah. “Apa Ayah barusan berkata bahwa kita, Utara, yang akan memulai serangan?” tanya Hang-ah kaget. Ayah Hang-ah tak berani menatap puterinya. Sepertinya ia keceplosan bicara. “Artinya kita akan melakukan serangan mendadak?” tanya Hang-ah. Perdana Menteri Korsel sepertinya berpendapat sama. Ia ingin mulai menyerang lebih dulu. Sekretaris Eun bertanya apa untungnya memprovokasi pihak Utara dengan menyerang duluan. “Tentu saja kita akan mendapatkan kemenangan! Kita bisa menang hanya dalam waktu 3 hari. Asalkan kita menggunakan bunker bom Amerika untuk menyerang fasilitas nuklir Utara,” kata Perdana Menteri. Sementara itu Jae-ha menemui Komandan Selatan pendamping tim WOC. Komandan Selatan berkata jika Selatan berhasil mengebom fasilitas nuklir Utara, maka efek radiasi nuklirnya akan seperti Chernobyl. Bukan hanya Utara yang akan terkena dampaknya, tapi Selatan juga. “Jika perang dimulai, berapa banyak kekalahan kita?” “Dua ratus ribu tentara pada awal perang. Lima ratus warga di ibukota terluka atau mati. Jika berlangsung seminggu, Kematian tentara bisa mencapai sedikitnya 1 juta jiwa. Kematian warga bisa mencapai 5 juta jiwa. Kerugian kita sedikitnya mencapai 200 milyar dolar AS. Untuk memulihkannya sedikitnya membutuhkan 300 milyar dolar AS.” “T-Tunggu sebentar,” Jae-ha kesulitan mencerna angka-angka tersebut saking tingginya. “Apa yang kaukatakan?” “Ini berdasarkan statistik tahun 1994. Saat ini mungkin angkanya mencapai dua kali lipat. Bagaimanapun juga tim gabungan Amerika-Korsel pasti menang pada akhirnya, tapi Utara juga tidak akan tinggal diam. Baik Utara maupun Selatan akan kembali ke masa 40 tahun lalu, masa pembangunan. Banyak pria berusia di bawah 40 tahun yang gugur. Ini adalah kehancuran total negara kita,” Komandan itu menjelaskan. Jae-ha terhenyak mendengarnya. Aku senang ada seorang perwira berpangkat tinggi yang mengetahui akibat perang dengan jelas dan tidak menganjurkan perang sama sekali. Sama seperti Shi-kyeong. Mereka menjadi tentara bukan untuk berperang, tapi agar rakyat hidup tenang dan damai. Malam itu Jae-ha merenungkan perkataan kakaknya, Shi-kyeong, Bong-gu, dan Hang-ah. Jae-kang “Apa kau tidak tahu apa yang terus kukatakan berulang-ulang dalam pikiranku? Perdamaian. Tidak hidup dalam ketakutan akan perang.” Shi-kyeong “Tidak boleh menyerah. Karena kau…. seorang Raja.” Jae-kang “Kau harus bisa melewati batasan itu! Kau seorang keluarga kerajaan!” Bong-gu “Jika ada orang yang mati dalam perang, itu adalah kesalahanmu.” Hang-ah “Kau pasti akan menghentikan perang ini, bukan? Aku pergi agar aku bisa kembali bertemu denganmu.” Pada saat yang sama, Hang-ah juga sedang memikirkan Jae-ha. Ia ingat Jae-ha berterima kasih karena Hang-ah ada di sisinya. Juga permintaan Jae-ha pada Hang-ah untuk mempercayainya. Terakhir Hang-ah ingat janji pertunangannya. Bahwa ia dan Jae-ha akan bersatu dan berusaha menghentikan perang. Ting Tong! Bel pintu rumah Hang-ah berbunyi. Hang-ah membukanya. Seorang pria berkata ia baru saja pindah ke sebelah rumah Hang-ah kemarin dan memberikan sekotak kue tanda perkenalan. Hang-ah mengenali aksen pria itu dari Selatan dan dengan ramah menanyakannya, tapi pria itu menaruh kotak itu di tangan Hang-ah dan cepat-cepat pergi. Hang-ah membuka kotak tersebut. Isinya bukan kue, melainkan kosmetik buatan Jae-ha, seperti yang pernah Jae-ha berikan untuk meminta maaf. Hang-ah tersenyum sedih. Hang-ah melihat sebuah amplop besar di bawah kotak itu. Ia membukanya. Isinya adalah dokumen rencana serangan Amerika ke Utara. Hang-ah pergi menemui Komandan Tinggi dan mengaku kalau ia menerima informasi penting dari Jae-ha. Komandan Tinggi menyuruh Hang-ah mengatakannya dengan ancaman Hang-ah tidak asal bicara. Hang-ah berkata ia mendapat informasi mengenai waktu serangan Amerika ke Utara. Serangan itu diberi kode “Morning Calm” dan telah ditandatangani Presiden Amerika. Komandan Tinggi tak sabar ingin mengetahuinya tapi Hang-ah ingin bernegosiasi. Ia akan memberitahu informasi itu asalkan Komandan Tinggi bersedia berunding dengan Selatan dan ia hadir dalam perundingan itu sebagai wakil dari Utara. “Apa kau sedang tawar menawar denganku?” tanya Komandan Tinggi. “Ya.” Komandan Tinggi tertawa meremehkan dan bertanya apakah Hang-ah menawarkan diri sebagai wakil Utara karena mengetahui wakil dari Selatan adalah Jae-ha. Ekspresi Hang-ah berubah. Tampaknya ia tidak tahu. “Kau tidak tahu? Jika kau tahu, kau pasti lebih ingin pergi. Pertemuan sepasang kekasih setelah berpisah lama. Kupikir kau akan dipenuhi emosi nanti.” Dengan kata lain ia menolak Hang-ah sebagai wakil. “Aku mengerti. Mari kita akhiri negosiasi ini,” sahut Hang-ah tenang. Hang-ah beranjak pergi. “Oya, kita akan menyerang mereka pada tanggal 30 Mei, bukan? Kuberitahu satu hal. Pada saat itu, semuanya sudah terlambat,” kata Hang-ah. “Tunggu!! Katakan tanggalnya maka aku akan mempertimbangkan kau menjadi wakil dalam perundingan itu.” Hang-ah menghampiri Komandan Tinggi, “Bukankah setidaknya aku harus memiliki kartu As?” bagaimana jika ia mengatakan tanggalnya dan Komandan Tinggi melanggar janjinya. Komandan Tinggi menganggap hal itu masuk akal. Sebagai gantinya, ia meminta Hang-ah merobek surat perjanjian Utara-Selatan untuk pertunangan Hang-ah dan Jae-ha. Itu adalah surat perjanjian asli dan satu-satunya di Korut. “Kau akan menemui musuh, apa gunanya lagi surat pertunangan itu?” tantang Komandan Tinggi. Dengan tenang Hang-ah mengambil surat itu dan merobeknya. Karena ia akan mewakili Utara, ia bertanya pada Komandan Tinggi sebenarnya apa yang Utara inginkan. Komandan Tinggi meminta Selatan menurunkan status perangnya. Hang-ah berkata ia maju sebagai wakil Utara untuk mencegah terjadinya perang. Kalau hanya menurunkan status apa gunanya? “Kalau begitu suruh Selatan dan Amerika menyerah.” “Kita tidak akan berperang,” kata Hang-ah tegas. “Kita dalam posisi berbahaya saat ini. Hal ini menyangkut nyawa warga negara, apa kau sanggup menanggungnya?!” bentak Komandan Tinggi. Ia menyuruh Hang-ah menyerahkan dokumen informasi penyerangan Amerika ke Utara segera setelah perundingan berakhir. Hang-ah berkata dokumen itu ada di tempat yang hanya diketahui olehnya. “Kalau begitu ayahmu akan berada di tanganku. Bukankah taruhannya akan meningkat setelah perundingan itu selesai?” “Kau tidak boleh menggunakan ayahku.” “Sepertinya ia masih menjadi Menteri Persatuan, setidaknya aku bisa memenuhi permintaan itu. Oya, kau tahu aku akan mengawasi perundingan itu melalui monitor, bukan?” “Itulah yang kuinginkan. Dengan demikian kalian bisa mendengar langsung apapun yang Raja Selatan katakan. Lihatlah sendiri, dan kalian boleh menilainya lagi setelah itu,” kata Hang-ah. Jae-ha telah tiba di tempat perundingan. Pertemuan itu diadakan 4 mata di ruangan tertutup, namun saat Jae-ha masuk ia melihat ruangan itu dipasang kamera dan ada tombol darurat di meja sebelah tempat duduknya. Jae-ha tidak tahu siapa perwakilan dari Utara. Hang-ah bersiap untuk menemui Jae-ha sebagai perwakilan dari Utara. Ia menelepon ayahnya lebih dulu dan meminta maaf karena Komandan Tinggi menggunakan ayahnya untuk mengancamnya. Ayahnya tidak ambil pusing. Ia berkata Komandan Tinggi tidak akan melakukan apa-apa padanya. Ia meminta Hang-ah menemui Jae-ha dengan tenang. Bukankah mereka sudah lama tidak bertemu? Ayah Hang-ah menutup teleponnya dan menarik nafas panjang. Ia masuk ke ruangan Komandan Tinggi dan ikut melihat perundingan itu melalui layar. Komandan Tinggi berkata Hang-ah sudah berubah banyak. Ayah Hang-ah membenarkan, Hang-ah sekarang bersikap lebih baik. Komandan Tinggi mendelik, jelas tidak setuju hehe.. Hang-ah memasuki ruang perundingan. Ekspresi Jae-ha berubah cerah begitu melihat Hang-ah. Kerinduan memenuhi matanya. Walau Hang-ah merasakan hal yang sama, ia bersikap kaku dan formal terhadap Jae-ha. Awalnya Jae-ha bingung, tapi ia melihat alat dengar di telinga Hang-ah. Ia menyadari percakapan mereka diawasi. Jae-ha menjabat tangan Hang-ah. Hang-ah menahan perasaannya untuk tidak memeluk Jae-ha karena itu yang akan kulakukan dan orang-orang lain lakukan saat bertemu kembali dengan orang yang mereka cintai setelah berpisah lama apalagi di ambang kematian >,,,<. Jae-ha dan Hang-ah tetap berjuang walau mereka sudah menjadi Raja dan Ratu, bahkan hingga mereka memiliki anak. Namun keduanya yakin bisa menghadapi apapun asalkan keduanya tidak menyerah dan saling mempercayai. It’s hard to say goodbye but I’ve found my wthdrawal syndrome’s killer =D See y’all in BIGDownloadDrama China Love Like the Galaxy Subtitle Indonesia. Agustus 3, 2022 oppa kingdrakor 5. Download Drama China Love Like the Galaxy Subtitle Indonesia Sinopsis Cheng Shao Shang muda ditinggalkan karena orang tuanya pergi berperang. Untuk melindungi dirinya dari bibinya []
Sinopsis King 2 Hearts – Bagi anda yang sedang Hunting drama Korea tahun 2012 yang paling terkenal adalah King 2 Hearts. Drama King 2 Hearts mengambil set di Korea Selatan yang diatur oleh sebuah monarki konstitusional. Lee Jae Ha Lee Seung-Gi adalah putra mahkota tampan dan materialistik yang tidak peduli tentang politik. Hidupnya berubah terbalik ketika saudaranya memaksanya untuk bergabung dengan tim yang terdiri dari tentara dari Utara dan Korea Selatan untuk bergabung dengan Dunia Petugas Kompetisi. Judul 더킹 투하츠 / The King 2 HeartsGenre Drama Romantis ActionJumlah Episode 20 EpisodePeriode Tayang 21 Maret 2012 – 24 Mei 2014Jadwal Tayang MBC Rabu dan Kamis KSTPemeran Utama Ha Ji-won Lee Seung-gi Daftar pemain King 2 Hearts Lee Seung Gi sebagai Lee Jae Ha Ha Ji-won sebagai Kim Hang Ah Jo Jung Suk sebagai Eun Shi Kyung Yoon Je Moon sebagai Kim Bong Goo Lee Yoon Ji sebagai Lee Jae Shin Lee Sung Min sebagai Lee Jae Kang Yoon Yeo Jung sebagai Bang Yang Seon Sinopsis Drama Korea King 2 Hearts Episode 1-20Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 1 Part 1 Part 2 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 2 Part 1 Part 2 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 3 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 4 Part 1 Part 2 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 5 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 6 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 7 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 8 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 9 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 10 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 11 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 12 Part 1 Part 2 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 13 Part 1 Part 2 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 14 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 15 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 16 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 17 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 18 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 19 Part 1 Part 2 Sinopsis Drama Korea The King 2 Hearts Episode 20 [TAMAT]Selamat membaca sinopsis drama Korea King 2 Hearts. Baca juga sinopsis Hotel King. Semoga bermanfaat.
Kaliini aku mau posting sinopsis singkat Drama Korea " THE KING 2 HEARTS " yang dibintangi oleh Lee Seung Gi Oppa sama Si cantik Ha Ji Won.. bagiku ini drama korea yang bener-bener kelihatan banget perjuangannya .. dengan kekuatan cinta mereka dapat menyelesaikan semua problem yang terjadi. Dari masalah yang terjadi di keluarga kerajaan Korsel.. Sinopsis drakor The King 2 Hearts Laporan Wartawan Annisa Marifah - Sebelum menonton drama Korea, sinopsis drakor The King 2 Hearts tentu dicari. Sinopsis drakor The King 2 Hearts mengangkat kisah seorang pangeran Korea Selatan yang jatuh hati dengan putri petinggil militer Korea Utara. Penasaran dengan sinopsis drakor The King 2 Hearts yang dibintangi Lee Seung Gi dan Ha Ji Won ini? Sebelum membaca sinopsisnya mari kita ketahui terlebih dahulu profil pemain utama drama Korea ini. Dilansir dari pada Rabu 28/9/2022, berikut ini peran dan profil Lee Seung Gi dan Ha Ji Won. tvN Lee Seung Gi dalam serial drama Mouse 2021. 1. Lee Seung Gi sebagai Lee Jae Ha Lee Seung Gi telah membintangi berbagai drama terkenal seperti Vagabond, The Law Caffe, hingga My Girlfriend is A Gumiho. Lee Seung Gi berperan sebagai Lee Jae Ha, anak bungsu dari Raja Korea yang jatuh cinta pada putri petinggi militer Korea Utara. 2. Ha Ji Won sebagai Kim Hang Ah Ha Ji Won telah membintangi sejumlah drama terkenal seperti Hospital Ship, Secret Garden, hingga Empress Ki. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan. Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan SinopsisThe King 2 Hearts episode 1 - 20. Ini dia satu lagi drama korea teranyar yang dapat menemani anda, drama korea The King 2 Hearts ini drama yang berseting moderen imajiner, dimana korea selatan tetap diperintah oleh kerajaan monarki. the king 2 hearts mengisahkan cerita seorang pangeran serta seorang instruktur pasukan elit di korea utara. Awalnya aku agak ragu dengan drama ini karena trailernya tampak berat dan serius. Itulah sebabnya aku tidak berani memastikan drama ini menjadi proyek berikutnya walau drama ini sudah berada dalam radarku. Tapi setelah aku menonton episode pertamanya, aku langsung jatuh cinta. Terutama pada Ha Ji-won. Aksen Korutnya cute banget^^ Walau ia tetap menjadi wanita jagoan tapi dalam drama ini ia juga menonjolkan sisi feminimnya. Lee Seung-si seperti biasa berperan sebagai pria kekanakkan dan manja. Benar-benar menyebalkan. Tapi chemistrynya dengan Ha Ji-won ruarrrr biasa. Hanya dengan bertatapan sudah mengena di hati *lebaydotcom* Ternyata drama ini tidak seserius yang kukira pada awalnya. Walau di tengah drama akan ada perubahan besar terjadi dan drama ini mungkin akan bergeser ke sisi gelap dan serius, tapi setelah MoonSun kurasa aku bisa menangani ketegangan dengan cukup baik hehe mudah-mudahan masih ada lucunya ya D Drama ini mengambil setting seandainya Korea Selatan masih dipimpin oleh Raja. Sama seperti dalam My Princess, Raja tidak memegang pemerintahan seutuhnya tapi secara teknis dipimpin oleh Perdana Menteri kalo dalam My Princess ada Presidennya. Drama ini juga berandai-andai jika Korut dan Korsel di ambang perdamaian walau perang dingin yang telah berlangsung bertahun-tahun lamanya masih belum bisa dilupakan. So, mari kita mulai^^ Tahun 1989, Republik Korea Selatan, Istana Baru. Hari menjelang malam, lampu-lampu di istana mulai dinyalakan. Pengawal istana mengganti giliran jaga. Tak lama kemudian beberapa mobil berhenti di depan istana. Orang-orang di dalam mobil itu turun dan memasuki istana. Seorang pemuda menyaksikan kedatangan mereka dari balik jendela. Pemuda itu berjalan menuju lobi istana. Istana yang dari luar tampak sepi ternyata sebaliknya. Orang-orang lalu lalang membawa laporan dan telepon terus berdering. Pria yang turun dari mobil tadi adalah Sekretaris Negara Eun Gyu-tae Lee Soon-jae. Ia baru saja hendak memulai rapat ketika teleponnya atau walkie talkie ya? Jaman dulu kan belum ada ponsel p berdering. Setelah menerima telepon, ia segera meninggalkan ruang rapat menuju bagian istana kediaman keluarga kerajaan. Pemuda yang menyaksikan kedatangannya dari balik jendela adalah Putera Mahkota Lee Jae-kang. Ia berjalan menyusuri koridor istana dan berpapasan dengan Sekretaris Eun. Sekretaris Eun memberi hormat. Putera Mahkota dengan khawatir bertanya apakah perang sudah dimulai. Sekretaris Eun tersenyum dan mempersilakannya masuk ke dalam ruang keluarga kerajaan. Di ruang keluarga istana, Raja dan Ratu sedang menonton berita dari televisi. Reporter menyiarkan berita langsung dari Tembok Berlin, Jerman. Raja memberi isyarat agar Putera Mahkota duduk di sebelahnya dan ikut menonton. Penyiar memberitakan sukacita rakyat Jerman karena runtuhnya Tembok Berlin tembok pemisah Jerman Barat dan Timur. Dengan runtuhnya tembok itu, rakyat Jerman seluruhnya bersatu. Saat mereka sedang serius menonton tiba-tiba seorang anak kecil masuk dan berteriak kalau mainannya rusak. Ratu segera menenangkan anak itu agar tidak ribut. Anak itu adalah Pangeran Lee Jae-ha. Putera Mahkota menegur adiknya yang masih bermain walau sudah malam. “Bukan urusan Kakak!” sergah Jae-ha. Jae-kang bertanya apakah Jae-ha sudah menulis diarinya. Jae-ha balik bertanya siapa yang membiarkan kakaknya menonton TV hingga malam. Raja menegur Jae-ha karena tidak sopan terhadap kakaknya. Ratu buru-buru menyuruh Jae-ha kembali tidur. Raja dan Jae-kang kembali menyimak berita. Raja tampaknya kagum dan senang dengan runtuhnya Tembok Berlin. Ratu membawa Jae-ha untuk mengikuti pelajaran di sebuah sekolah. Ratu seorang yang rendah hati. Ketika para pejabat sekolah dan para guru menyambutnya dengan hormat dan seorang anak perempuan memberikan sebuket bunga pada Ratu, ia berkali-kali mengucapkan terima kasih. Perhatian Jae-ha langsung tertuju pada si anak perempuan. Tanpa tedeng aling-aling ia langsung bertanya siapa namanya. “Jae-ha,” tegur ibunya. Jae-ha tidak mempedulikan ibunya. Ia malah maju dan menanyakan usia anak itu. “Kau cantik,” tambahnya. Ratu speechless… “Usia saya 13 tahun, Pangeran,” jawab anak perempuan itu. “Datang dan bermainlah ke istana besok. Kau tahu alamatnya kan? Distrik Jongno, Istana Baru, No. 1,” ujar Jae-ha. “Jae-ha,” Ratu menarik puteranya. Para pejabat sekolah tertawa. Kepala sekolah memuji Jae-ha seorang anak yang pintar, ia pasti menawan hati semua murid wanita di sekolah ini. “Di mana kakakku?” tanya Jae-ha tidak peduli. Tanpa menunggu jawaban Kepala Sekolah ia langsung masuk ke dalam. Di dalam sekolah, Jae-kang sedang menghadapi masalah. Ia disergap oleh beberapa orang temannya di dalam kelas. Seorang anak dengan angkuh berkata ayahnya telah menyumbangkan 500 juta won pada kerajaan. Berarti uang yang digunakan oleh keluarga kerajaan adalah uang keluarganya. Ia memperingatkan agar Jae-kang bersikap baik padanya. Jae-kang tidak bisa membalas perkataan itu karena itu adalah kebenarannya. “Terima kasih. Aku akan menggunakannya dengan baik,” ujarnya. Jae-kang hendak kembali membersihkan kelas tapi temannya tidak puas. Sepertinya ia berharap Jae-kang membalas hingga merusak reputasinya. “Apa kau menganggap kau lebih baik dari kami?” bentaknya. “Jadi apa yang harus kulakukan?” tanya Jae-ha tak bisa menahan kekesalannya. “Apa yang kau pelototi, berandal!” bentak anak itu. Brakk!! Pintu kelas terbuka. Semuanya menoleh. Jae-ha berdiri di ambang pintu. “Apa yang kalian lihat? Apa yang kaupelototi, berandal?!” bentak Jae-ha sambil melemparkan penghapus papan tulis. Tepat mengenai dahi anak kaya yang sombong itu. “Selain uang, apa lagi yang kalian miliki? Beraninya berbicara seperti itu pada kakakku!!” dengan berani Jae-ha menghampiri mereka dan menendang anak itu lalu menjambak rambutnya. Jae-kang buru-buru menarik adiknya. Anak sombong itu tentu saja tidak terima dipukul oleh anak kecil. Ia maju dan mendorong Jae-ha hingga Jae-ha terjatuh. Kali ini Jae-kang tak tinggal diam. Ia meninju anak sombong itu. Perkelahian pun tak terhindarkan lagi. Seorang anak yang selama ini hanya menyaksikan dengan berdiri di dekat pintu, mengeluarkan bolpen dari sakunya. Lalu ia tiba-tiba maju dan menghujamkan bolpen itu ke punggung Jae-ha. Jae-ha berteriak kesakitan dan jatuh ke lantai. Jae-kang berteriak memanggil adiknya. Para pengawal istana masuk dan segera menolong Jae-ha dan Jae-kang. Anak yang menusuk Jae-ha diam-diam memasukkan bolpen itu kembali ke saku celananya. Jae-kang merawat luka adiknya di laboratorium sekolah. Jae-kang berkata ia telah menelepon Sekretaris Kim dan memintanya agar merahasiakan peristiwa ini dari ibunya. Jae-ha bertanya apalah anak yang telah menusuknya telah ditangkap. Jae-kang berkata anak itu dari kelas lain. Ia juga baru pertama kali bertemu dengan anak itu. “Dasar brengsek, kau akan mati jika aku menyentuhmu,” gerutunya. “Mengapa kau menerobos masuk? Kau begitu kecil,” ujar Jae-kang. “Karena Kakak akan dilukai. Jika kakak terluka, apa yang harus kulakukan? Kakak akan menjadi Raja di masa yang akan datang.” “Bodoh, apa kau begitu mengkhawatirkanku?” tanya Jae-kang. Ia tersenyum dan mengacak rambut adiknya dengan penuh kasih sayang. Jae-ha menepis tangan kakaknya dan bergidik geli. Jae-kang berkata tidak apa-apa jika ia terluka, Jae-ha bisa mengambil alih posisinya. Jae-ha berkata itulah sebabnya ia tadi turun tangan, ia tidak mau menjadi Raja. “Jika aku menjadi Raja, aku harus belajar mati-matian dan semua orang akan mengatur hidupku. Aku tidak bisa main game dan aku akan dipanggil ke berbagai tempat aneh setiap hari. Mengapa aku ingin menjadi Raja? Apa aku gila?” Jae-ha bergidik, membayangkannya saja sudah membuatnya ngeri. Jae-kang kesal mendengar perkataan adiknya yang dianggapnya tidak bertanggung jawab. Tapi Jae-ha tidak peduli. Ia berkata jika kakaknya mengungkit hal seperti ini lagi, bahwa kakaknya akan terluka dan ia harus mengambil alih sebagai Raja, maka kakaknya akan mati. Tentu saja ini ancaman kosong dan Jae-kang mengetahuinya. Tapi Jae-kang kesal karena adiknya sama sekali tidak mengerti tanggung jawab sebagai seorang keluarga kerajaan, sebagai seorang Pangeran yang menjadi pewaris kedua posisi Raja. “Diam di sini dan renungkan kesalahanmu selama 10 menit,” kata Jae-kang sambil berjalan keluar. Ia mengunci ruang laboratorium. Jae-ha bingung sebenarnya apa kesalahannya. Ia berteriak agar kakaknya membuka pintu. Pintu tidak dibuka. Jae-ha berbalik dan melihat sesosok bayangan dari balik jendela. Bayangan itu mengacungkan-acungkan sebuah benda, sepertinya bolpen. Jae-ha mendekati jendela dan hendak membukanya tapi jendela itu macet. Bayangan itu menulis di kaca yang berembun. “I am KING”. Jae-ha menatap jendela itu lekat-lekat. Orang yang membuat tulisan itu mengelap kaca dengan tangannya hingga wajahnya terlihat. Anak yang menusuk Jae-ha dengan bolpen. Anak itu tersenyum lalu berbalik pergi. Jae-ha berusaha membuka jendela itu dan berteriak menyuruh anak itu berhenti. “Jika aku menangkapmu, kau pasti mati!” makinya sambil berusaha membuka jendela. 23 tahun kemudian….. Prang!! Kaca jendela pecah. Seorang tentara megap-megap kehabisan nafas dan berusaha mengeluarkan kepalanya dari jendela. Seorang tentara lain menariknya kembali masuk. “Tidak!! Aku tidak mau!! Aku akan mati..uhuk…uhuk…” Ia terbatuk-batuk sambil diseret kembali ke dalam ruangan yang penuh asap. Ia adalah Pangeran Jae-ha Lee Seung-gi yang telah dewasa. Ia sedang menjalani wajib militer. Dalam keadaan terbatuk-batuk, kehabisan nafas, berkeringat, dan lemas, para tentara itu diperintahkan untuk jongkok-berdiri berulang kali dan menyanyikan lagu wajib tentara. Ckckck…latihan yang aneh…. Mungkin begitu juga yang ada di pikiran Jae-ha. Ia meronta melepaskan diri dan menarik masker yang terikat di kepala instrukturnya. Tak berhasil, ia menerobos ke luar gedung dan muntah-muntah di tanah. Dua orang tentara membantunya berdiri. Seseorang berteriak agar mereka tenang karena Jae-ha anggota keluarga kerajaan agar tidak dihukum berat. Jae-ha menghambur ke komandan pelatihan dan meminta rokok. Komandan segera menyuruh Jae-ha dibawa kembali ke wisma tentara. Jae-ha terus mengomel. Putera Perdana Menteri diperbolehkan tidak mengikuti wajib militer dan ia adalah anggota keluarga kerajaan. Mengapa ia harus berkali-kali mengikuti latihan seperti ini? Ia berbalik dan memaki-maki komandannya. Kalimat favoritnya? “Kau pasti mati!” Hutan pinus, bagian utara Laut Kuning, pk. Beberapa mobil melewati perbatasan, memasuki wilayah Korea Selatan. Itu adalah para petinggi militer Korea Utara yang akan mengadakan pertemuan dengan Raja. Raja berjalan ke ruang pertemuan. Ia adalah Jae-kang Lee Sung-min yang telah menggantikan ayahnya yang telah wafat. Jae-kang memasuki ruang pertemuan. Para petinggi militer dari Korut dan Korsel memberi hormat. Jae-kang memulai pidatonya. “Duapuluh tiga tahun lalu, ketika Tembok Berlin diruntuhkan, Ayahku berkata kami juga berharap suatu hari nanti Utara dan Selatan bisa berlatih bersama’. Setelah melewati 23 tahun, impian ini akhirnya menjadi kenyataan. WOC World Officers Championship adalah kompetisi bagi para pejabat milter. Para pejabat militer dari 18 negara akan berkumpul dan mempertunjukkan keahlian mereka dalam kompetisi ini. Pejabat militer dari Utara dan Selatan akhirnya bergabung untuk menjadi satu tim. Aku tidak meminta banyak. Aku menginginkan rakyat Korea Utara dan Selatan hidup dalam kedamaian tanpa takut akan terjadinya perang. Adalah harapanku bahwa WOC tahun ini menjadi langkah pertama menuju ke sana.” Perjanjian kerjasama ditandatangani perwakilan dari kedua negara sementara Raja menyaksikan dengan terharu. Ia menoleh dan tersenyum pada seorang pejabat militer dari Korea Utara. Pada saat ramah tamah, Raja bertanya pada pejabat itu apakah Korea Utara sudah menentukan tim yang mengikuti WOC. “Iya, tapi diantaranya ada seorang wanita.” “Wanita? Ohh..jadi dalam tim kita ada seorang pejabat wanita?” “Iya, tapi aku merasa sedikit malu. Sebenarnya dia adalah puteriku.” Lalu pejabat itu mulai menceritakan dengan berapi-api kehebatan puterinya yang berkemampuan tinggi. “Dia adalah Nomor ! Nomor 1! Di antara pejabat wanita lainnya dalam milisi kami, dia yang terbaik.” Pokoknya hebat banget lah^^ Raja sampai terkagum-kagum mendengar penuturan pejabat itu. “Namanya…?” tanya Raja. Tuk tik tak…suara sepatu kuda? Bukan. Suara sepatu seorang wanita yang berjalan menyusuri koridor di gimnasium Pyongyang Korea utara. “Komrad Kim Hang-ah!!” panggil seorang prajurit. Wanita itu menoleh. Yup, dialah si wanita hebat yang sangat dibanggakan ayahnya. Kim Hang-ah Ha Ji-won. Kim Hang-ah menghambur masuk ke ruang perawatan. Seorang pria mengaduh kesakitan. Lengannya mengalami dislokasi hingga tak bisa melanjutkan kompetisi. Komandan mereka menarik nafas panjang. Kompetisi sudah memasuki ronde penentuan, sangat disayangkan kalau mereka menyerah sekarang. Ia menoleh pada Hang-ah. “Mengapa kau melihatku? Aku tidak akan melakukannya menggantikan pria yang terluka itu,” kata Hang-ah. “Kalian, saat pertempuran satu lawan satu, siapa yang muncul dalam benak kalian?” tanya si komandan pada para junior Hang-ah. Awalnya mereka hanya mengangguk lalu mereka satu per satu menjawab Senior Kim Hang-ah. “Perhatian!!” Hang-ah memberi perintah. Para juniornya langsung berdiri tegap. Komandan berkata sebaiknya Hang-ah yang maju karena ia memang yang terbaik. Hanya sekali ini saja, mengapa Hang-ah tidak mempertunjukkan kebolehannya. “Justru aku sudah sering memperlihatkannya,” protes Hang-ah. Dan sebentar lagi ia hendak pergi keluar. Bukankah Komandan sudah memberi ijin? Komandan mengancam akan mencabut ijin keluarnya jika Hang-ah tidak mau berpartisipasi. Gaya otoriter. Tapi tidak mempan untuk Hang-ah. Ia berkata mengapa komandan berubah-ubah dalam memberi perintah, seperti amatiran saja. Komandan menarik nafas panjang. Ia mulai membuka pakaiannya. “Kalau begitu aku tidak punya pilihan. Bahkan dalam usiaku sekarang aku tidak punya pilihan lain selain maju. Haahh…ini akan membunuhku…Aigooo, pinggang tuaku….ini akan membunuhku,” keluhnya. Ia lalu memaksa membuka seragam tanding prajurit yang patah tangan itu. Gaya memelas. Prajurit itu mengaduh kesakitan, sampai mati pun ia tidak akan pernah melepas seragamnya karena sakit LOL^^ And it’s work. Hang-ah memejamkan matanya menyerah. Kompetisi Tarung Gaya Bebas Tentara Rakyat Korea ke -32. Lawan memasuki arena, disambut dengan tepuk tangan para penonton. Selanjutnya Hang-ah. Ternyata sambutannya lebih meriah. Mereka meneriakkan nama Hang-ah. Lawan menyapa Hang-ah. Hang-ah mengajaknya bertarung dengan aman. Peluit dibunyikan. Mereka mulai berhadapan. Hang-ah mengajak bicara lawannya “Hei, aku harus pergi setelah ini, jadi…” Belum selesai Hang-ah berbicara, lawan sudah memberi serangan tendangan yang berhasil dielak oleh Hang-ah. Penonton terus menyerukan nama Hang-ah. Lawan tentu saja tidak suka. Ia menyerang tapi Hang-ah menjepit lehernya dari belakang. “Apa kau mau mati? Kita hanya membuang waktu,” tanya Hang-ah. Pria itu menyikut Hang-ah. Komandan atasan Hang-ah kesal melihat murid kesayangannya dilukai. Hang-ah diserang bertubi-tubi tapi ia berhasil melawan dan menjatuhkan lawannya. Hang-ah mengusap bibirnya. Berdarah. Ia kesal, bukankah ia sudah meminta pertarungan yang aman. Nasi sudah menjadi bubur, bibir sudah sobek, pertarungan pun menjadi serius. Oya, kabarnya Ha Ji-won tidak memakai pemeran pengganti untuk adegan pertarungan ini...pengaruh pernah menjadi Gil Ra-im kali ya^^ Lawan diserang habis-habisan oleh Hang-ah. Merasa terpojok, lawan mengambil kursi dan siap memukulkannya pada Hang-ah tapi Hang-ah berhasil mengelak dan menjatuhkan kursi itu. Hang-ah mengakhiri kompetisi dengan mengeluarkan jurus tendangan berputar gaya Geum Jan-di. Lawan terkapar di lantai. Komandan Hang-ah bersorak senang. Hang-ah mendekati lawannya. “Kau bahkan tidak bisa memukulku dan kau begitu serius membandingkan kekuatan?!!” Hang-ah menyepaknya sekali lagi dan meninggalkannya. Hang-ah memerhatikan wajahnya di cermin. Ia telah mengenakan make-up dan berdandan rapi tapi ia kesal melihat ujung bibirnya yang terluka. Ia menutup cerminnya dan berlari-lari kecil dengan riang menuruni tangga stasiun kereta bawah tanah. Dua tamannya sudah menunggu. Mereka melambaikan tangan pada Hang-ah. Dan keduanya membawa anak. “Ada apa dengan wajahmu?” tanya seorang temannya. Hang-ah menunjuk bibirnya yang terluka, “Apakah begitu kelihatan?’ “Bukan itu. Tapi wajahmu yang penuh bintik. Bukankah aku sudah menyuruhmu memakai krim ginseng?” “Aku sudah memakainya tapi ini terlalu banyak.” Temannya memperingatkan jika kali Hang-ah gagal lagi, mereka akan semakin sulit mencarikan pria lain. Hang-ah mengangguk mengerti. “Aku merasa lebih baik kali ini. Ia tahu aku dalam ketentaraan tapi ia tidak keberatan,” kata Hang-ah. Temannya malah merasa pria itu seperti playboy. Ia mengusulkan agar Hang-ah berbicara pada ayahnya. Ia pasti mengenal banyak pria tampan di kantornya. “Apa kau tidak tahu? Bagi ayahnya dia adalah Hwang Jin-yi Ha Ji-won pernah berperan sebagai Hwan Jin-yi dalam drama Hwang Jin-yi. Tidak ada pria yang cukup baik baginya,” timpal temannya yang lain. Mereka berkata pokoknya hari ini Hang-ah harus berhasil. “Pada usiamu sekarang, tidak banyak wanita yang belum pernah kiss.” “Aku harus kiss juga? Hei..itu sangat memalukan,” kata Hang-ah tersipu malu. Temannya berkata ia memiliki seorang teman yang baru 3 kali kencan langsung tidur bersama wah…ini tidak boleh ditiru ya >,<. Sedangkan Hang-ah sudah 5 kali kencan dengan pria ini. Mereka berkata jika Hang-ah tidak berani melangkah maka hubungannya tidak akan ada kemajuan. Dan teman-teman prianya nanti hanyalah para tentara. “Benar! Tidak ada lagi tentara pria. Aku sudah banyak memilikinya,” Hang-ah bertekad. Hang-ah pergi berkencan. Hang-ah dengan gugup melihat tangannya. Ia ingin meraih tangan pria itu tapi ia tak berani. Ia terus menatap ke bawah. Pria itu menyadarinya dan berhenti berjalan. “Ma…maafkan aku,” ujar Hang-ah. Pria itu tersenyum dan berjalan kembali. Lalu pelan-pelan ia meraih tangan Hang-ah dan menggenggamnya. Hang-ah terkejut…dan senang… Pria itu melihat berkeliling dan menarik Hang-ah. Di balik sebuah gedung, pria itu mendekati Hang-ah dan hendak menciumnya. Saatnya sudah tiba bagi Hang-ah. Ia memejamkan matanya. Pria itu semakin mendekatinya. Jep…tanpa sadar Hang-ah menangkap wajah pria itu dan menatapnya tajam. Pria itu terkejut. Demikian juga dengan Hang-ah setelah menyadari apa yang ia lakukan. “Karena aku tidak bisa mendorong wajahmu, maka…” Pria itu terlihat kesal dan tersenyum sinis. “Lain kali…” Hang-ah berusaha memperbaiki situasi. “Aku akan meneleponmu nanti,” potong pria itu. Ia pergi meninggalkan Hang-ah. Hang-ah menunduk sedih dan memandangi tangannya. Pria itu tak pernah menelepon. Hang-ah menyampaikan pada atasannya ia tidak bersedia berpartisipasi dalam WOC. Atsannya membujuknya, dengan mengikuti saja tanpa menang pun sudah menjadi kehormatan. Hang-ah bersikeras ia tidak mau ikut. Komandan tidak menyerah. Ini adalah pertama kalinya Utara dan Selatan bergabung bersama dalam sejarah. Ia minta Hang-ah memikirkannya kembali. Hang-ah adalah bagian dari militer dan ia harusnya punya rasa tanggungjawab sebagai pejabat wanita yang pernah muncul di TV nasional. “Karena itu!! Satu kali saja masuk televisi, seluruh negeri berpikir aku wanita yang menakutkan. Aku tidak tahu apa yang akan orang-orang katakan jika aku memperlihatkan diriku pada dunia kali ini. Wanita ini seorang wanita yang bisa menjatuhkan 12 pria sendirian, jadi jangan membuat masalah dengannya. Apakah itu yang ingin perlihatkan pada dunia?” “Dari yang kulihat, bukan karena kau seorang pejabat militer hingga kau dijauhi pria, tapi temperamenmu yang buruk. Tanpa mempedulikan tempat kau berteriak dan membentak, tentu saja para pria itu… ” “Tentu saja, semua itu salahku. Hanya untuk melatih para prajurit pria, aku marah-marah setiap hari. Sementara gadis lain mendandani diri dengan cantik, aku masih melatih di lapangan. Ini kesalahanku karena bergitu berbakti pada tanah air. Puas sekarang?” Hang-ah cemberut. Komandan itu bertanya jadi penyebab ketidakikutsertaan Hang-ah dalam WOC adalah karena takut WOC mengganggu kehidupan cintanya. “Bagaimana bisa dibilang kehidupan cinta? Ini adalah hidupku!” sergah Hang-ah tak percaya. “Aku mengerti. Aku mengerti. Aku akan bertanggung jawab,” ujar Komandan. Hang-ah kebingungan, apa maksudnya bertanggung jawab. Komandan itu berkata asalkan ia bisa menemukan pasangan bagi Hang-ah maka Hang-ah akan ikut WOC. Hang-ah terdiam. Deal! Maka Hang-ah dan rekan-rekannya menyeberangi perbatasan. Ayahnya ikut mengantar mereka. Pers memberitakan kedatangan mereka. Hang-ah baru kali ini memasuki Korea Selatan. Ia mengamati pemandangan sekitarnya. Ia tersentak melihat billboard Rain. “Pria itu namanya Jung Ji-hoon. Bintang terkenal di dunia. Belum lama ini ia bergabung dengan militer dan menjadi prajurit,” Hang-ah mengucapkannya seakan Rain target operasi hehe^^ “Itu adalah Dong-won. Juga dalam wajib militer. Hah! Pria itu Jo In-sung! Dia dalam Angkatan Udara,” ujar Hang-ah gembira. Temannya berkata Angkatan Udara Korsel sangat berbahaya. “Tentu saja tidak! Mungkin saja ia akan berlatih bersama kita,” Hang-ah tersenyum senang seakan bertemu idolanya, “Jika ia Jo In-sung mendapat banyak penghargaan dan medali mungkin saja…ah tapi ia telah keluar wamil tahun kemarin,” Hang-ah menepuk tangannya kecewa. Jejejenggg… billboard Hyung Bin!! “Oh!!” Hang-ah menempelkan wajahnya ke jendela, “Hyun- Binnie!! Dia juga ada. Dia baru masuk wamil setahun. Walau dia bukan tentara tapi dia sangat terkenal. Ada kemungkinan ia bisa berlatih bersa…” Ketiga aktor yang disebut Hang-ah pernah berakting bersama Ha Ji-won. Kang Dong-won dalam film The Duelist, Jo In-sung dalam drama Memories in Bali, Hyun Bin pasti udah pada tau dong ya...dalam drama Secret Garden^^ “Komrad Kim Hang-ah, apa kau suka pria tampan seperti mereka?” tanya Komrad Rhi Kang-seok Jung Man-shik meledek. Hang-ah protes, ia tidak hanya melihat penampilan luar. Pria itu Hyun Bin masuk Angkatan Laut dan itu sama saja dengan Korps Marinir Korut yang terbaik. Ia berkata sebagai pemimpin tim tentu saja ia ingin merekrut yang terbaik. Kang-seok berkata dengan nada meremehkan, pengalaman 2 tahun wamil tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang telah berlatih selama sepuluh tahun. Tapi ia terkejut saat melihat sesuatu di luar jendela. Layar di atas sebuah gedung menayangkan Girl’s Generation. Ia terbata-bata menanyakan apa yang sedang mereka lakukan dengan baju minim dan kaki jenjang pada cuaca dingin seperti itu setting video klipnya bersalju. Hang-ah berkata mereka sedang menari dan mereka adalah grup terkenal di Korsel. “Mereka cantik, bukan?” ledek Hang-ah. Kang-seok berdehem dan pura-pura tidak tertarik. Hang-ah bertanya-tanya kosmetik apa yang dikenalkan para gadis itu hingga wajah mereka begitu mulus. Ia teringat percakapannya dengan atasannya. “Posisi 4. Berpartisipasi dalam WOC dan mendapat posisi 4 sudah cukup. Pernikahan Komrad Kim Hang-ah akan dibereskan oleh ketentaraan.” Hang-ah berkata ia pemilih jadi ia tidak akan menyetujui begitu saja pria pilihan itu. Komandannya meyakinkan ia akan membantu Hang-ah untuk menemukan orang yang cocok.. Baik 100 atau 1000 orang, ia akan mencarikannya untuk Hang-ah. Hang-ah tersenyum senang. Ia berharap atasannya memegang janji. Kalau saja pria itu bisa setampan mereka Rain, Jo-In-sung, dan Hyung Bin, ia berangan-angan. [BERSAMBUNG KE BAGIAN 2] Note Walah aku keasikan ngetik sampe ngga sadar kalau ceritanya cukup panjang. Aku menceritakan dengan detil karena episode 1 ini mencakup perkenalan tokoh yang cukup banyak dan cukup penting untuk mengenali karakter mereka dari awal. Terpaksa aku bagi dua ya, supaya ngga susah dibuka. Bagian 2 akan aku lanjutkan besok^^